Gelar Pleno 2024, KNEKS Opitimis Ekonomi Syariah Sebagai Kekuatan Baru Menuju Indonesia Emas 2045

Wapres RI KH. Ma'ruf Amin menyampaikan sambutan dalam pembukaa Rapat Pleno KNEKS 2024 di Istana Wapres Jakarta, Jumat (04/10/2024)/KNEKS

JAKARTA, FAKTANASIONAL.NET – Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menggelar Rapat Pleno keempat yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden RI (Wapres) selaku Ketua Harian KNEKS di Auditorium Sekretariat Wakil Presiden, Jumat (04/10/2024).

Topik utama rapat tersebut adalah membahas tentang upaya memperkokoh ekonomi syariah sebagai kekuatan baru menuju Indonesia Emas 2045. 

Ketua Harian KNEKS yang juga Wakil Presiden (Wapres) RI KH. Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa ekonomi dan keuangan syariah dapat menjadi arus ekonomi baru yang mampu berjalan beriringan dengan ekonomi konvensional guna memperkuat ketahanan perekonomian nasional.

Ia menyatakan bahwa dalam lima tahun terakhir, ekonomi dan keuangan syariah semakin menunjukkan kemajuan positif, baik di tingkat nasional maupun internasional. Namun Wapres berpesan agar tidak berpuas diri dan terus berupaya meningkatkan kontribusi ekonomi dan keuangan syariah. 

“Ini adalah pekerjaan yang tidak mudah, membutuhkan komitmen bersama, dan kelembagaan yang kuat. Adanya inisiasi transformasi KNEKS menjadi Badan Pembangunan Ekonomi Syariah perlu didukung agar lembaga ini dapat bekerja optimal dan melahirkan terobosan dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan,” pungkas Ketua Harian KNEKS.

Kemajuan ekonomi dan keuangan syariah nasional juga tidak terlepas dari peran daerah melalui KDEKS yang saat ini sudah ada di 31 provinsi. Untuk itu, pada hari yang sama (4/10), dilaksanakan Rapat Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Nasional (Rakornas KDEKS) bertempat di Hotel Morrissey Jakarta.  

Rakornas KDEKS perdana yang merupakan bagian dari rangkaian Rapat Pleno KNEKS 2024 ini menjadi salah satu wadah koordinasi, monitoring dan evaluasi untuk percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah secara menyeluruh mulai tingkat daerah, untuk kemudian terakumulasi sebagai pencapaian nasional. 

Wapres mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperbarui komitmen seluruh kepala daerah untuk bersama-sama melanjutkan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di daerah masing-masing.

Selain mengakselerasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah daerah, Wapres mengamanatkan dua hal lain, yaitu memperkuat ekosistem industri halal dan kewirausahaan syariah dan memaksimalkan kontribusi dana sosial syariah dalam mengurangi ketimpangan dan pengentasan kemiskinan.

Lampiran

Beberapa hal strategi yang dilaporkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selaku Sekretaris KNEKS dan Sholahudin Al Aiyub selaku Direktur Eksekutif KNEKS dalam Rapat Pleno antara lain:

1. Menurut State of Global Islamic Economic Report (SGIE Report) tahun 2023, Indonesia berada pada peringkat ketiga berdasarkan Global Islamic Economic Indicator (GIEI), setelah Malaysia dan Arab Saudi. 

Peringkat ini naik cukup tinggi dibandingkan tahun 2018 dimana Indonesia berada di peringkat peringkat. 

2. Indonesia juga menduduki peringkat pertama pada Global Muslim Travel Index (GMTI) selama dua tahun berturut-turut, yaitu tahun 2023 & 2024. 

Selain itu Indonesia berada di peringkat tiga pada Islamic Finance Development Indicator (IFDI) (peringkat 10 di 2018), Global Islamic Finance Report (GIFR) (peringkat 6 tahun 2018), serta Global Islamic Fintech Report 2023 (peringkat 4 tahun 2021).

3. Sementara itu, menurut Salaam Gateway, Indonesia masuk Top 30 Organization of Islamic Cooperation (OIC) Halal Product Companies 2023 untuk tiga kategori produk, yakni makanan, obat-obatan, dan kosmetik halal. Indonesia mendominasi produk dengan 15 perusahaan. 

Sementara itu, investasi dalam ekonomi Islam mencapai US$ 25,9 miliar pada tahun 2022/2023, dengan pertumbuhan 128% per tahun. Indonesia menduduki peringkat satu dengan lebih dari 10 transaksi investasi pada tahun tersebut.

4. Ekonomi dan Keuangan Syariah (KEKSI) Bank Indonesia mencatat, pangsa aktivitas usaha syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada triwulan kedua tahun 2023 adalah sebesar 46,71% atau Rp 9.826,8 triliun.