Produk Olahan Pertanian Indonesia Dapat Memainkan Peran Penting di Perdagangan Internasional

Kegiatan Diskusi Gambir Trade Talk (GTT) #16 yang mengusung tema "Peluang dan Tantangan Peningkatan Kompleksitas Ekspor Pertanian Indonesia", yang digelar secara hybrid di Jakarta, Kamis (17/10/2024)/Dok. Humas Kemendag.

JAKARTA, FAKTANASIONAL.NET – Produk olahan pertanian Indonesia dapat memainkan peran penting dalam perekonomian nasional dan menjadi andalan dalam perdagangan internasional.

Hali ini disampaikan Direktur Perundingan Organisasi Perdagangan Dunia Kementerian Perdagangan Wijayanto dalam diskusi Gambir Trade Talk (GTT) #16 yang mengusung tema “Peluang dan Tantangan Peningkatan Kompleksitas Ekspor Pertanian Indonesia”, yang digelar secara hibrida di Jakarta, Kamis (17/10/2024).

Menurut Wijayanto, potensi besar dari sektor ini mencakup pasar global yang semakin peduli dengan produk berbasis kesehatan, keberlanjutan, dan kualitas tinggi.

“Hilirisasi sawit bisa mencapai lebih dari dua ribu produk. Dengan fokus pada inovasi produk dan peningkatan keberlanjutan, Indonesia dapat terus meningkatkan nilai tambah dari produk pertanian di pasar internasional,” ujar Wijayanto, Kamis (17/10/2024).

Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Irfan Syauqi Beik menyampaikan, pertanian adalah isu strategis karena menurut Presiden Soekarno, kedaulatan negara bergantung pada ketahanan pangan.

Menurut Irfan, sektor pertanian masih memiliki potensi yang dapat dikembangkan.

“Sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian masih potensial untuk berkembang. Tantangan yang ada perlu dihadapi dengan strategi kebijakan yang dirumuskan seluruh pemangku kepentingan,” ujar Irfan

Sedangkan Direktur International Trade Analysis and Policy Studies (ITAPS) Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Sahara, dalam diskusi tersebut menyoroti urgensi kompleksitas ekonomi dan ekspor.

Menurutnya, ekspor produk yang sudah diolah akan lebih menguntungkan bagi perekonomian Indonesia.

“Kita bandingkan ekspor biji kopi mentah dengan biji kopi panggang, biji kakao dengan coklat premium, rumput laut dengan agar-agar, karagenan, bioetanol, kosmetik, dan produk farmasi. Tentu lebih mahal dan kompleks jika komoditas pertanian sudah diolah dan diberi nilai tambah,” kata Sahara