Sementara itu, Gempa bumi dengan magnitudo (M)6,6 terjadi di wilayah Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, pada hari ini, Jumat (19/9). Fenomena itu memicu adanya guncangan kuat yang berlangsung selama dua hingga tiga detik di Kabupaten Nabire.
Pascagempa, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., memastikan situasi Kota Nabire kondusif, aman dan terkendali. Hal ini disampaikan pada saat konferensi pers terkait kondisi terkini dan upaya penanganan gempabumi Nabire pada hari ini, Jumat (19/9).
BNPB akan mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) pada hari ini menuju Nabire untuk memberikan pendampingan pemerintah daerah setempat terkait langkah-langkah monitoring, kaji cepat dan upaya lain yang dibutuhkan selama penanganan darurat sehingga dapat berjalan dengan baik.
Sementara itu, kondisi kerusakan yang dihimpun dari lapangan per pukul 10.00 WIB diperoleh data 2 unit rumah rusak, fasilitas bandara rusak di bagian kaca-kaca, kantor bupati rusak di bagian plafon, Gereja Katolik KR Malompo rusak di bagian langit-langit, Jembatan Sriwani amblas dan jaringan telepon serta komunikasi sempat lumpuh.
Hingga pukul 11.00 WIB, gempabumi susulan atau after shock telah mencapai 53 kali. Dari data tersebut, ada sebanyak 3 gempabumi berskala cukup besar, namun tidak menyebabkan dampak signifikan.
Merespon hal tersebut, Kepala BNPB mengingatkan kepada warga setempat untuk tidak panik namun tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
Sebagai langkah kesiapsiagaan, masyarakat disarankan segera mencari tempat aman dan menghindari bangunan yang retak atau berpotensi roboh, memastikan jalur evakuasi di rumah, sekolah, dan tempat kerja bebas hambatan, serta menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan pokok, obat-obatan, dokumen penting, dan senter. Selain itu, warga juga diimbau untuk mematikan aliran listrik, gas, dan air jika diperlukan untuk mencegah risiko kebakaran atau kebocoran.
Terakhir, masyarakat diharapkan hanya mengikuti perkembangan informasi resmi dari BMKG, BNPB, dan BPBD melalui kanal terpercaya, serta tidak terpancing oleh informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.