Pentingnya Komunikasi dan Kedekatan Media Massa dalam Pengimplementasian SMKU

Pentingnya Komunikasi dan Kedekatan Media Massa dlm Pengimplementasian SMKU

JAKARTA, FAKTANASIONAL.NET – Korporasi sebaiknya menyusun dan menyiapkan strategi komunikasi sebelum menjalankan sebuah proyek. Strategi ini diperlukan untuk menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada masyarakat dan juga guna menjaga keberlangsungan proyek tersebut jika menghadapi gangguan atau ancaman.

Hal ini disampaikan Pemimpin Umum Media Faktanasional.net Drs. Asep Syafullah saat menjadi pembicara dalam Forum Dialog dan Rencana Kerja InCRA 2025 yang mengusung tema “Pentingnya Sistem Manajemen Kelangsungan Usaha (SMKU) Sektor Kontruksi untuk Menjaga Sustainability Korporasi”  yang diselenggarakan di Ballroom Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Sabtu (18/1/2024).

Menurut wartawan yang pernah menjabat sebagai ketua tim humas Istana di periode pertama era Presiden Jokowi ini,  langkah ini perlu dilakukan agar pekerjaan atau proyek yang dikerjakan berjalan dengan baik dan mendapat dukungan dari masyarakat sekitarnya.

“Sering kali  sebuah pekerjaan mendapatkan gangguan karena minimnya informasi atau mis informasi yang diterima oleh masyarakat. Akibatnya perkerjaan tersebut terkandala dalam pelaksanaannya,” kata Asep.

Di sinilah diperlukan peranan dan strategi dari humas perusahaan agar bisa menyampaikan informasi kepada masyarakat, terutama masyarakat di sekitar proyek bahwa pekerjaan yang akan dilakukan oleh korporasi tersebut akan bermanfaat dan berdampak positif bagi masyarakat.

“Humas harus bisa menyampaikan segala informasi yang perlu diketahui masyarakat, mereka mendapatkannya dari kita, bukan dari pihak lain. Sehingga masyarakat peduli dan mendukung apa yang korporasi lakukan,” ujar Asep.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Salah satunya humas korporasi bisa menggunakan media massa sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan informasi tersebut.

Penyampaian informasi melalui media massa ini bisa juga sebagai langkah antisipasi dari maraknya pernyebaran informasi yang tidak bertanggung jawab di media sosial (Medsos).

“Di era media sosial (Medsos) saat ini, sebuah informasi, apa lagi informasi negatif dapat dengan mudah dan cepat tersebar dan viral,” katanya.

Pasalnya, diera sekarang ini siapa saja bisa menyebarkan informasi yang menurut mereka menarik untuk diseberluaskan. Mereka tidak peduli apakah informasi yang mereka sebarkan tersebut valid atau tidak.

“Walaupun sudah ada UU ITE sebagai filter, namun sepertinya ini tidak membuat mereka berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang belum terjamin ke validitasannya. Mereka tidak peduli, yang penting viral dulu,” ungkap pria yang akrab disapa Kang Asep ini.

Padahal dengannya viralnya kasus tersebut, itu bisa saja menyebabkan pekerjaan terhenti. Sedangkan bagi sebuah korporasi, berhentinya sebuah proyek 2-3 hari saja itu sudah menyebabkan kerugian yang besar.

“Di sinilah perlunya humas sebuah perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan media massa. Sehingga bisa dengan cepat menangkal informasi yang viral di Medsos tersebut sehingga tidak mengganggu keberlangsungan proyek,” ujar Asep.

Kerena, lanjutnya, hingga saat ini informasi yang disampaikan melalaui media massa masih lebih dipercaya dan dianggap lebih valid dibandingkan dari Medsos.

“Tapi sayangnya, tak sedikit korporasi yang mengganggap media massa sebagai momok yang menakutkan, sehingga mereka enggan berhubungan dengan media. Padahal jika sudah memiliki kedekatan, momok yang menakutkan tersebut tidak ada sama sekali,” pungkas Asep.[zul]