JAKARTA, FAKTANASIONAL.NET – Beberapa hari terakhir, cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Ketua DPR RI, Puan Maharani, meminta Pemerintah melakukan mitigasi dan memperkuat sistem early warning untuk mencegah dampak bencana alam terhadap masyarakat.
“Pemerintah perlu segera mengambil langkah konkret dan menyeluruh untuk mencegah risiko korban dan kerusakan yang lebih besar akibat cuaca ekstrem yang sedang melanda Indonesia,” kata Puan Maharani, Selasa (12/11/2024).
Hujan lebat beberapa hari terakhir ini mengakibatkan longsor, pohon tumbang, hingga billboard berjatuhan akibat angin kencang. Salah satunya adalah longsor sepanjang 20 meter di tebing Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Veteran, Bintaro, Jakarta Selatan, Sabtu pekan lalu, yang terjadi akibat hujan deras.
Longsor di tebing tol JORR Bintaro membuat berbagai bongkahan dan material tebing berserakan ke jalan yang berada di bawahnya. Beruntung tak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut.
Hujan deras juga menyebabkan longsor di Dusun Sengkeran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, semalam. Bencana tersebut menyebabkan dua rumah tertimpa material longsoran dan delapan orang terluka.
Puan juga menyoroti soal kecelakaan di Tol Cipularang KM 92 yang terjadi pada Senin (11/11) sore dan melibatkan 21 kendaraan. Meski diduga ada human error dari pengendara truk tronton yang memicu kecelakaan beruntun, kondisi di lokasi saat kecelakaan diketahui terjadi hujan dan jalanan licin karena basah.
Akibat insiden itu, satu orang meninggal dunia dan tiga lainnya mengalami luka berat. Puan menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan tersebut.
“Dukacita mendalam dan keprihatinan mendalam kami ucapkan kepada para korban kecelakaan Tol Cipularang KM 92 kemarin,” tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Puan mengingatkan Pemerintah untuk lebih meningkatkan program mitigasi, termasuk pada infrastruktur di jalan raya. Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengkonfirmasi fenomena La Nina telah terjadi di Indonesia.
BMKG juga sudah kembali mengeluarkan peringatan soal potensi cuaca ekstrem, khususnya untuk sepekan ke depan. Di sebagian wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi, diprediksi akan terjadi potensi hujan sedang hingga lebat.
“Penting bagi Pemerintah untuk meningkatkan kesiapan dalam menghadapi tantangan alam yang tidak menentu ini,” ungkap Puan.
“Pemerintah juga harus memperkuat sistem early warning, terutama di daerah rawan bencana sebagai salah satu prioritas utama. Sistem peringatan dini yang akurat akan membantu warga untuk bersiap dan mengantisipasi situasi darurat yang disebabkan oleh cuaca ekstrem,” sambungnya.
Lebih lanjut, Puan menekankan perlunya optimalisasi pemanfaatan teknologi terkini dan kolaborasi antara BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta lembaga terkait lainnya sehingga mitigasi bencana dapat semakin maksimal. Selain itu, Pemerintah diminta lebih responsif dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
“Utamakan masyarakat yang berada di kawasan bencana mendapatkan akses sistem peringatan dini agar mereka bisa melakukan antisipasi terhadap potensi bencana,” ucap Puan.
Mantan Menko PMK itu pun mendorong Pemerintah dan lembaga terkait mengefektifkan penggunaan media sosial, sirine di wilayah rawan, serta aplikasi mobile untuk menyebarkan informasi tentang cuaca ekstrem. Harapannya, kata Puan, dampak dari bencana alam akibat cuaca ekstrem dapat diminimalisir.